Kamis, 12 Maret 2009

Hhhhhhhhh...shut up n drive!!!


Ga pernah terbayang, ketika rasa kecewa datang,, frustasi meradang,, dan keinginan meng-gila mendesak keluar dalam tiap sel otak!!!


"aaargh...!"


kupacu "si hitam" dengan sedikit bergetar... masih dengan sisa-sisa air tergenang dalam mata dan jeritan sakit tertahan di dada.


"I'm NOT just a sick person, but suck one (exactly)!!!!"
"How could this happen?"
"WHY?"

Tanpa arah, masih dengan kecepatan yang sedikit "berlebihan" dijalanan yang berkelok-kelok dengan tanjakan tajam dan turunan menukik.

Jangan harap masih bernapas bila dari arah berlawanan tiba-tiba muncul truk tronton ato bus! karena akan cukup sulit rasanya untuk bisa menghindar,
"Should i thanx to GOD? that making me save?".

Emosi dalam dada ini masih belum terkendali,
"Jangan lakukan hal bodoh!!!", alam bawah sadarku seakan mengingatkan.
"Take a deep breath and stop the car!", lanjutnya.
"Look at U... don't be a stupid!!", lagi..lanjutnya.

"Hmm, you're twenty-something but seems like a seventeen!!! emosional, breakable, selfish", memperingatiku (lagi!).

"I'm just human, not a wonderwoman or even superwoman", masih sedikit tertahan kuteriakan diriku sendiri.

"ADA APA? KENAPA?", lagi berdengung dalam tiap tarikan napasku.

"Ah, NO ONE CARED!!! just shut up",

Kurasakan hangatnya air mengalir dari mataku, memburamkan pandangan dan mencairkan asa dalam dada.

"DIMANA? KEMANA? MAU APA?", terus dan terus suara alam bawah sadar itu menderu napas beratku.

"Siapa yang perduli aku tak ada? siapa yang menangis ketika aku berduka!", kumaki diri dan semakin kuat ingin kuberlari. mengejar semua mimpi yang hanya sebuah imaji.

"Hhhhhhh...."
"Sekuat itukah aku, TUHAN?", desahku.
"Seberapa besar Kau pertahankan aku hari ini?", caci makiku semakin tak terkendali. kupererat peganganku, lajuku seakan tak ingin berhenti.

"...................................."

Hening,


Ragu,

kulihat speedometer.
"OOW", hanya itu ucapku.
Sekuat tenaga kutarik rem tanganku, kubanting setir searah jarum jam. dan kulawan arahku tuk kembali ke tempat dimana seharusnya kuberada. RUMAH.
Matahari masih terlihat, pepohonan yang rindang dengan kokohnya berdiri disepanjang jalan yang terlewati. Menyisakan sebuah sore yang sedikit menyejukan mata. Menenangkan jiwa yang tadi terasuki.
"Ok, hari ini cukup!",
"Kapan-kapan kupertaruhkan lagi!", ucapku tak tertahan.


*face innocence*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar